Tentang Perkataan Orang

Manusia berada dalam kondisi yang kurang menguntungkan apabila berada dalam pengaruh optimisme dan pesimisme orang lain. Walaupun berada dalam pengaruh orang-orang kuat atau orang banyak sekalipun tetap saja seseorang akan berjalan tidak sesuai hati nuraninya bahkan disebut tidak berpendirian.




Dalam bertumbuh manusia sering digoda oleh lingkungan untuk melakukan hal lain di luar kehendaknya. Godaan itu terkadang membuat bingung dan jadi serba salah, maka seperti bait dalam sebuah lagu sebaiknya "Tak perlu dengar kata mereka teruslah berjalan".

Mari simak kisah berikut: "Lukman bersama Putranya dan seekor unta"

Siang yang cerah di sebuah kampung di Padang Pasir yang tandus. Siang itu Lukman mengajak putranya jalan-jalan mengelilingi perkampungan. Mereka pergi dengan kendaraan unta.

Perjalan dimulai, keduanya menikmati perjalanan di punggung unta, Lukman dan putranya melewati kampung pertama. Saat melewati sebuah pasar di tengah kampung, Lukan mendengar orang-orang di pasar itu berkata mengomentari mereka.
"Ini adalah contoh manusia yang tidak berbudi, bapak dan anak ini begitu tega menaiki unta berdua, apa mereka tidak kasihan sama unta mereka yang memikul beban berat dua orang?"

Setelah melewati pasar, si anak berkata pada Lukman "Sebaiknya ayah saja yang menaiki unta ini, biarlah aku yang berjalan menuntun unta."

Lukman setuju dengan anaknya dan merekapun melanjutkan perjalanan melewati kampung kedua. di kampung kedua yang mereka lewati saat melintasi sebuah keramaian Lukman kembali dikomentari oleh orang-orang tersebut.
"Ini adalah contoh bapak yang tidak menyayangi anaknya, dia enak-enakan di atas punggung unta sementara anaknya susah payah berjalan menuntun unta. Sungguh tidak berbudi."

Setelah lewat dari tempat itu Lukaman menghentikan untanya dan berkata "nak, sebaiknya ayah saja yang berjalan menuntun unta, kamu naik saja di atasnya."

Anaknya setuju dengan Lukman, mereka terus berjalan dan sampailah mereka melewati kampung yang ketiga. Orang-orang di kampung ini juga mengomentari mereka.
"Inilah contoh anak yang tidak berbakti kepada bapaknya, ayahnya susah payah berjalan sementara anaknya malah enak-enakan di punggung unta;"

Setelah melewati kampung itu Lukamn berhenti lagi, dia turun dari untanya dan melanjutkan perjalanan dengan menggiring untanya dan keduanya tidak ada yang naik ke punggung unta. merekapun sampai di kampung keempat yang mereka lewati. di tengah pemukiman yang cukup ramai, penduduk yang berpapasan dengan Lukman berkata.
"Ini dua orang yang benar-benar bodoh, buat apa punya unta kalau tidak untuk dinaiki? alangkah bodohnya dua orang ini."

Setelah melewati kampung tersebut Lukman berkata kepada anaknya. "Wahai anakku, begitulah manusia di mata manusia lain. Manusia suka melihat kesalahan yang kecil pada orang lain. Maka anakku jika engkau melakukan sebuah pekerjaan yang menurut hati nuranimu benar, maka lakukan saja, dan janganlah terpengaruh oleh pesimisme orang lain"

Semoga Bermanfaat
Salam cinta
(^_^)

Islam Life Love and Beyond

 

  

Baca Juga Artikel Berikut:

0 komentar:

Posting Komentar

Coment's box (No spam, No Porn)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by IPUL