Tata Cara Berwudhu (langsung Praktek)

Berwudhu dan shalat
Berwudhu merupakan salah satu syarat sah shalat (sebagaimana salah satu syarat sahnya Shalat itu adalah Suci dari hadats kecil dan hadats besar, sedangkan wudu adalah jalan untuk mensucikan diri dari hadas kecil).
  • Air untuk berwudhu: Air untuk berwudhu haruslah air yang Suci lagi Mensucikan; yaitu air bersih yang volumenya lebih dari 2 Qullah (+1000 Liter) atau menggunakan air yang mengalir.  air yang suci lagi menyucikan dan tidak makruh menggunakannya. Ini dinamakan air mutlak. Terdapat 7 jenis air mutlak iaitu air laut, air sungai, air telaga, air hujan, air mata air, air embun, dan air batu atau salju.

  •  air yang suci lagi menyucikan, tetapi makruh menggunakannya. Ini dinamakan air musyammas, yaitu air yang berada dalam bekas yang terbuat dari logam yang bukan emas atau perak, yang terjemur di bawah panas matahari di tempat (kawasan, negeri, atau negara) yang panas. Air ini makruh digunakan pada tubuh badan saja karena mendatangkan mudarat. Akan tetapi jika digunakan untuk membasuh pakaian dan lain-lain, atau telah sejuk sewaktu kita menggunakannya, maka tidak makruh menggunakannya.
“Rasulullah SAW telah bersabda: “Jika air itu telah mencapai dua qullah, tidak mengandung kotoran. Dalam lafadz lain:”tidak najis”. (HR Abu Dawud, Tirmidhi, Nasa’i, Ibnu Majah)

  • Air yang tidak boleh digunakan untuk Wudhu:
  1. Air yang tidak bersih atau ada najis
  2. Air sari buah atau pohon
  3. Air yang telah berubah warna, rasa dan bau dan menjadi pekat karena sesuatu telah direndam didalamnya
  4. Air dengan jumlah sedikit (kurang dari 1000 liter), terkena sesuatu yang tidak bersih seperti urin, darah atau minuman anggur atau ada seekor binatang mati didalamnya
  5. Air bekas Wudu Air bekas wudu apabila sedikit, maka tidak boleh digunakan, dan termasuk sebagai air musta'mal menurut  Ulama Asy-Syafi`iyyah, Air musta’mal dalam pengertian mereka adalah air sedikit yang telah digunakan untuk mengangkat hadats dalam fardhu taharah dari hadats. Air itu menjadi musta’mal apabila jumlahnya sedikit yang diciduk dengan niat untuk wudu atau mandi meski untuk untuk mencuci tangan yang merupakan bagian dari sunnah wudu. Namun bila niatnya hanya untuk menciduknya yang tidak berkaitan dengan wudu, maka belum lagi dianggap musta’mal. Termasuk dalam air musta’mal adalah air mandi baik mandinya orang yang masuk Islam atau mandinya mayit atau mandinya orang yang sembuh dari gila. Dan air itu baru dikatakan musta’mal kalau sudah lepas atau menetes dari tubuh. Air musta’mal dalam mazhab ini hukumnya tidak bisa digunakan untuk berwudu atau untuk mandi atau untuk mencuci najis. Karena statusnya suci tapi tidak mensucikan.
  6. Air yang tidak suci lagi tidak menyucikan. Air ini ialah air mutanajjis. Ia dikira bernajis apabila terjadi 2 keadaan, iaitu (1) termasuk najis dalam kuantiti air yang tidak sampai 2 kolah, atau (2) berubah salah satu sifat air itu samada berubah rasa, bau dan warna, disebabkan termasuk najis tersebut.

    Air tidak dikira bernajis apabila dengan tidak sengaja, terjatuh bangkai yang tidak mengeluarkan darah ketika dibunuh seperti lalat, lipas, semut, cicak, dengan syarat bangkai itu tidak mengubah sifat air.

    Air juga tidak dikira bernajis jika terjatuh ke dalamnya keadaan seperti berikut:
  1. Najis yang dimaafkan seperti debu-debu najis yang berterbangan yang sukar dijaga;
  2. Najis-najis yang sangat halus yang tidak dapat dilihat dengan mata kasar seperti najis yang berada pada kaki lalat dan percikan air kencing yang tidak dapat dilihat;
  3. Bulu-bulu najis yang sedikit yang tidak melebihi 3 helai;
  4. Binatang yang buntutnya bernajis kemudian dia terjatuh ke dalam air;
  5. Bekas mulut kucing atau kanak-kanak yang makan benda najis lalu dia menghilangkan diri tanpa diketahui mulutnya sudah dibasuh atau tidak, kemudian dia meminum air, maka air baki minuman itu dikira tidak bernajis.


Adapun tata cara berwudhu sebagai berikut:
  • Usahakan selalu didahului dengan beristinjak/ bersuci. Yaitu: mensucikan kubul dan dubur dari najis. 
Niat beristinjak: "Nawaitu Istinja'-a minal ghaiti wal bauli fardal alaiya lillahi ta'ala" - Sengaja Aku bersuci daripada najis dan kotoran fardu atas aku karena Allah Ta'ala.
  • Membersihkan telapak Tangan (sunnah)
  • Berkumur (sunnah)
  • Membersihkan Lubamng Hidung (Sunnah)
  • Niat berwudhu sebagai berikut: "Nawaitul wudluua liraf'il hadatsil ashghari fardlallillaahi ta'aalaa.", artinya : "Aku niat berwudlu' untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah" 
  • Membasuh Muka secara merata
  • Membasuh Tangan hingga batas siku
  • Menyapu Kepala
  • Membasuh Telinga (Sunnah)
  • Membasuh Kaki hingga batas mata kaki.
  •  Tertib; Berurutan dari awal sampai selesai (tidak boleh dibolak-balik)
  •  Sempuran; Berikut ini adalah cara menyempurnakan wudu, yang mana termasuk hal-hal yang disunnahkan:
    • Mendahulukan bagian tubuh yang sebelah kanan
    • Mengulagi masing-masing anggota wudu sebanyak 3 (tiga) kali
    • Tidak berbicara
    • Menghadap kiblat
    • Membaca basmalah (dalam hati atau melafadzkannya)
     
  • Membaca doa sesudah berwudu.  
"Asyhadu an laa ilaaha illalaahu wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa Rasuuluh, Allahummaj'alnii minat tawwaa biinaa waj'alnii minal mutathahhiriin.", artinya: "Aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad itu adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Ya allah, masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang bertaubat, dan masukkanlah ke dalam golongan orang-orang yang suci."  

  • Batalnya Wudhu; Ada beberapa perkara atau hal yang dapat membatalkan sah nya wudu, diantaranya adalah: 
  1. Keluar sesuatu dari dua pintu (kubul dan dubur) atau salah satu dari keduanya baik berupa kotoran, air kencing , angin, air mani atau yang lainnya.
  2. Hilangnya akal, baik gila, pingsan ataupun mabuk.
  3. Bersentuhan kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan mahram.
  4. Menyentuh kemaluan atau pintu dubur dengan bathin telapak tangan, baik milik sendiri maupun milik orang lain. Baik dewasa maupun anak-anak.
  5. Tidur, kecuali apabila tidurnya dengan duduk dan masih dalam keadaan semula (tidak berubah kedudukannya).
Dalil Tentang Wudhu
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku dan sapulah kepalamu serta basuhlah kedua kakimu sampai mata kaki." (Q.S. Al-Maidah : 6).
        

"Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Salat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima apabila ia berhadas hingga ia berwudu." (H.R. Abu Hurairah ra).

Semoga Bermanfaat
Salam Cinta Secinta-cintanya

ipulstory.com 



Baca Juga Artikel Berikut:

0 komentar:

Posting Komentar

Coment's box (No spam, No Porn)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by IPUL