Islam Bicara Tentang Harta

Harta dan keturunannya (duit, emas, kekayaan, warisan dll) selalu menjadi bagian dalam berbagai masalah kehidupan, sepertinya memang pantas ada ucapan bahwa manusia telah memerlukan harta sejak masih dikandung ibunya sampai ia masuk ke dalam kubur, tidak hanya orang hidup bahkan orang mati (disaat matinya) juga butuh harta. Lalu bagaimana pandangan Islam tentang Harta? berikut ini adalah beberapa dalil yang berkaitan dengan harta dan keturunannya.

1. Perintah mencari harta secara Benar, dan LARANGAN mendapatkan harta secara Haram.
Ummat Islam diperintahkan agar bisa mencari harta/ kekayaan melalui jalan yang haq dan benar, dan menghindari cara-cara mendapatkan harta dari jalan yang haram.
Perintah mencari kekayaan dengan jalan yang benar terdapat dalam Al-Quran Surat An-Nisaa ayat 29: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesama kamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan dan suka sama suka diantara kamu."
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 188: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”
Al-Quran surat An-Nisaa ayat 10:  “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”


2. Dalil yang melarang perbuatan Riba.
Riba adalah kelebihan pengembalian dari utang pokok (bunga). Contoh: Misalkan seseorang bernama si-A berutang sebesar Rp 1.000.000 kepada si-B, akan tetapi pada saat pengembalian utang tersebut si-A harus membayar sebesar Rp. 1.200.000. maka kelebihan pengembalian sebesar Rp. 200.000 itu disebut Riba. Riba sangat DILARANG dalam Islam. Larangan Riba terdapat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 275: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) , sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 279: “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”


3. orang Bakhil dan Orang sedekah.
Orang bakhil dan orang yang suka sedekah akan mendapat balasan yang berbeda pula, baiuk di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Balasan untuk si bakhil:
Al-Quran surat Ali-Imran ayat 180: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,”

Balasan untuk yang suka sedekah:
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 245: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan,”
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 261: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui,”
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 265: “Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat,”

4. harta adalah ujian.
Salah satu barometer keimanan manusia adalah pada harta. Allah menguji manusia dengan memberikan sedikit harta dan Allah juga menguji manusia dengan harta yang banyak.
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 155: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,”

Al-Quran surat Ali-Imran ayat 186: “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan,” 
Demikianlah sedikit dan sebagian kecil mengenai harta dan kekayaan yang tercantum dalam Al-Quran, karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan saya hanya yang sedikit itu yang bisa saya tuliskan.
Semoga bermanfaat
Salam Cinta secinta-cintanya

Syaiful Putra



Baca Juga Artikel Berikut:

0 komentar:

Posting Komentar

Coment's box (No spam, No Porn)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by IPUL